Maraknya Investor Eropa Menanamkan Investasinya Di Jember Pada Era Kolonial
MARAKNYA INVESTOR EROPA MENANAMKAN INVESTASINYA DI JEMBER PADA ERA KOLONIAL
Buku ini hadir untuk melengkapi literasi yang sudah terbit lebih awal baik berupa tesis, buku maupun artikel dalam jurnal yang membahas tentang Jember pada masa kolonial. Namun tulisan dari peneliti pendahulu berbeda dengan yang dibahas dalam penulisan buku ini. Perbedaan tersebut dimungkinkan, walaupun lingkup spasial yang diambil sama, begitu juga dengan lingkup temporal juga sama. Menjadi berbeda tulisan ini karena kerangka teori berbeda dan juga sumber-sumber yang digunakan oleh penulis berbeda dengan peneliti pendahulu.
Keunikan dan kekhasan wilayah Jember, menjadi ketertarikan tersendiri bagi Penulis. Semula landskapnya banyak berupa rawa-rawa dan hutan perawan yang sulit ditaklukkan, namun dengan kegigihan, kerja keras dan rasa kasih sayang George Birnie pada masyarakat Jember akhirnya dapat disulap menjadi perkebunan tembakau yang mensejahterakan masyarakatnya. Kesuksesan budidaya tembakau di Jember menggema seantero Jawa dan Madura, yang pada akhirnya menjadi magnit bagi para migran untuk datang ke Jember. Kajian dalam buku ini dimulai ketika Jember masih menjadi sebuah distrik bagian dari Afdeeling Bondowoso, kemudian berkembang menjadi afdeeling dan pada akhirnya statusnya naik menjadi sebuah Regentschap (kabupaten) Jember.
Lingkup temporal dalam kajian ini diawali tahun 1859 ketika George Birnie yang bekerja menjadi pegawai negeri yaitu sebagai controleur pada pemerintahan kolonial Belanda mengundurkan diri dan menetap di Jember. Dipilihnya tahun 1859, karena merupakan tonggak awal George Birnie merubah Distrik Jember dan sekitarnya yang kurang bermanfaat, pada akhirnya menjadi wilayah unggulan di Keresidenan Besuki berkat budidaya tembakaunya. Bisnis tembakau yang dikembangkan oleh George Birnie pada akhirnya menjadi stimulus bagi para investor Eropa untuk menanamkan investasinya di Jember. Keinginan kuat dari para investor Eropa menanamkan investasinya di Jember, diperkuat dengan terbitnya Agrarische Wet dan Agrarische Besluit yang menjamin keamanan dan perlindungan pada para investor. Kajian ini diakhiri tahun 1928 karena pada tahun tersebut Afdeeling Jember dinaikkan statusnya menjadi Regentschap (kabupaten) Jember. Tentunya banyak terjadi perubahan-perubahan baik dalam bidang sosial, budaya maupun ekonomi yang mengakibatkan status Afdeeling Jember dinaikkan statusnya menjadi Regentschap (kabupaten) Jember.
Hadirnya buku ini juga merupakan sebuah upaya untuk meluruskan biografi George Birnie dan keluarganya yang selama ini banyak salah penulisan. Sebagai ilustrasi, Djemilah Birnie yang dimakamkan di Mahesan Bondowoso dianggap sebagai istri dari George Birnie. Padahal dari sumber-sumber primer yang didapatkan Penulis ketika berada di Belanda, dan juga sumber-sumber primer yang didapatkan dari koleksi Archief Amsterdam, informasi dari Geni.Com (sebuah situs silsilah terkemuka di dunia) yang dianggap kredibel karena juga menawarkan tes DNA untuk menelusuri silsilah sebuah keluarga, informasi dari Genelogische en Heraldische Gedenkwaardigheden Betreffende Europeanen op Java, deel II, informasi dari koran antara lain Bataviaasch Nieuwsblad, De Locomotif, Algemeen Handelsblad yang terbit sejaman bahwa istri George Birnie adalah Robinah. Djemilah Birnie adalah istri pertama dari Gerard (Gerhard) David Birnie, sepupu dari George Birnie. Semuanya lengkap diulas dalam buku ini.
MARAKNYA INVESTOR EROPA
MENANAMKAN INVESTASINYA DI JEMBER PADA ERA KOLONIAL
Penulis :
LATIFATUL IZZAH
SUHARTO
ISBN :
978-623-93786-4-6
Editor :
Mohamad Il Badri
Penyunting :
Rahmad Wahyu Manda Putra
Desain Sampul :
Muhammad Rozi
Penerbit :
Bhinneka Pustaka
Redaksi :
Jalan Raya Rembangan, Kemuninglor, Arjasa, Jember
Telp 082 111 666 458
Email : bhinnekapustaka@gmail.com
Distributor Tunggal :
C.V Penerbit Bhinneka Pustaka
Jalan Raya Rembangan, Kemuninglor, Arjasa, Jember
Telp 082 111 666 458
Email : bhinnekapustaka@gmail.com
Anggota IKAPI , Jember 2021
Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Cetakan pertama, Mei 2021
hak cipta dilindungi undang-undang
